Tadabbur Al Qur'an: Bagaimana Manusia Belajar ?

Hal mendasar yang membuat manusia  menjadi makhluk yang diistimewakan oleh sang Khaliq adalah kemampuanya untuk belajar menggunakan akal dan nuraninya. Keutamaan inilah yang memungkinkan manusia memiliki ilmu dan kebijaksanaan yang mengalahkan seluruh makhluk di semesta alam. Sebuah kisah di surat Al Baqoroh mengukuhkan betapa ilmu yang Allah titipkan kepada akal dan nurani manusia bisa dengan mudah mematahkan pertanyaan para malaikat tentang alasan diutusnya manusia menjadi khalifah di bumi. Saat itu, para malaikat menganggap bahwa manusia tidak lebih dari makhluk yang berpotensi menyebabkan kerusakan di Bumi. Namun, Allah lebih mengetahui potensi dari ciptaanya yaitu manusia. Allah kemudian membuat semacam kontes cerdas cermat antara malaikat dan manusia (Adam alaihissalam) tentang nama-nama benda yang ada di bumi. Singkat cerita, para malaikat itupun kalah telak dan akhirnya bersujud kepada Nabiyullah Adam atas perintah Allah. Para malaikat ini bersujud kepada nabi Adam bukan saja karena diperintah Allah, namun juga karena pada diri nabi Adam sudah tertanam Ilmu yang telah Allah ajarkan.

Kemampuan Nabi Adam untuk memahami ilmu yang Allah telah ajarkan inilah yang kemudian menjadi kemampuan inheren dalam diri manusia setelahnya. Secara kodrati, manusia dibekali dengan seperangkat 'alat canggih' untuk belajar apapun di dunia ini...apapun!

Namun pada kenyataanya, manusia memiliki keberagaman dalam belajar. Ada manusia yang dengan sangat mudah memahami sebuah ilmu, namun banyak dari mereka yang harus bersusah payah untuk memahaminya. Disinilah kemudian timbul pertanyaan mengapa ini bisa terjadi? apa yang menjadi penyebabnya? 

Ada banyak kemungkinan untuk menjawab pertanyaan di atas. Para ulama dengan perspektif dan referensinya memiliki pendapat mereka sendiri atas akar dari permasalah belajar yang bervariasi ini. Namun satu hal yang perlu dikaji lebih mendalam adalah bagaimana sebenarnya proses "wa'allama adama" dalam surat Al Baqoroh ayat 31 ini terjadi. Kajian terhadap roses bagaimana Allah mengajarkan ilmu (tentang nama-nama) kepada Nabi Adam ini sungguh penting untuk kita pahami karena 'metode' ini adalah metode ilahiah dengan tingkat keberhasilan 100%! Bukan hanya itu, dengan metode ini pula Nabi Adam bisa memilih dan memilah mana saja dari asma' yang Allah ajarkan yang berguna dan bisa dimanfaatkan untuk mengelola Bumi yang diwariskan kepadanya. Hasil dari proses pembelajran ini pulalah yang menghilangkan keraguan dari para malaikat yang sebelumnya sempat meragukan kapasitas manusia sebagai pemimpin di Bumi. 

Setelah kita sepakat bahwa konsep tentang  "wa'allama adama" adalah sebuah konsep awal dan dasar dari pembelajaran umat manusia yang jitu, maka pelan-pelan akan kita telusuri tentang bagaimana sebenarnya Allah berusaha 'mengajarkan' ilmunya kepada manusia. Sebagai referensi kajian tentang hal ini, kita akan banyak merujuk kepada Kalmullah yaitu Al Qur'an dan juga keterangan dari Nabi Muhammad (al Hadist) sebagai utusan Allah yang paling mengerti tentang ayat dalam Al Qur'an. (bersambung)....

(ars)